Chef Dan Koki, Apa Bedanya ?
Beberapa tahun terakhir ini, profesi chef sangat populer. Diantaranya bahkan ada yang menjadi idola, karena selain jago masak, juga memiliki paras yang rupawan. Misalnya seperti chef Juna, Reynold, Farah Quinn, Renatta, Marinka, Arnold, dan sebagainya.
Menjamurnya food blogger, youtuber, tiktoker, dan influencer yang kerap mengulas hal seputar kuliner juga membuat profesi chef semakin dikenal oleh umum. Yang dulunya seorang chef lebih banyak bekerja di ‘belakang layar’, kini tidak lagi.
Semua ini bermula dari salah satu program televisi dari Inggris, yaitu MasterChef . Dimana misinya adalah untuk mencari bakat – bakat baru di bidang kuliner dari koki amatir maupun koki rumahan. Ditayangkan melalui jaringan Fox TV sejak tahun 2010, tak disangka MasterChef mampu menarik jutaan pemirsa dari seluruh dunia. Sedemikian banyak peminatnya, membuat MasterChef menjadi salah satu program favorit di banyak negara dan menjadikannya sebuah franchise program yang sukses hingga sekarang.
Dampaknya, bermunculanlah cafe – cafe dan resto modern yang menggabungkan culinary, experience, dan ambience. Dengan desain, pencahayaan ruangan, serta management yang dikelola secara profesional, cafe dan resto saat ini bukan sekedar untuk makan saja.
Pelanggan dimanjakan dengan suasana yang nyaman, sambutan yang ramah, penyajian yang cantik, musik yang nyaman di telinga, aneka rewards, dan tentu saja, makanan yang enak.
Itulah sebabnya, kebutuhan akan koki profesional meningkat tajam. Sekolah – sekolah kuliner / tata boga ( culinary schools ) pun bermunculan. Belum lagi pelatihan – pelatihan singkat dan private courses ikut mendukung perkembangan dunia kuliner ini.
Sehingga ada sebutan chef, koki, sous chef, dan sebagainya. Lalu, apa perbedaannya ?
Baca Juga : Apakah Silicone Spatula Anda Sudah Food Grade ?
Chef Vs Koki ( Cook )
Merujuk pada laman Wikipedia, sebutan chef berasal dari bahasa Perancis yang berarti koki profesional yang mahir dalam mengolah makanan atau memiliki keahlian khusus pada menu tertentu.
Koki adalah juru masak, tukang masak, atau orang yang memiliki skill memasak yang baik. Tetapi koki belum tentu seorang chef. Sama – sama memiliki keahlian memasak tetapi butuh sekolah khusus atau lanjutan untuk memperoleh title atau sebutan sebagai seorang chef.
Chef harus mampu bekerja dibawah tekanan sekaligus menjadi pemimpin. Mampu berkoordinasi dengan staff dapur atau koki yang lain, memimpin, dan mengarahkan teamnya agar bisa bekerja sama dengan baik. Tanggung jawabnya lebih besar dan lebih luas daripada koki.
Dengan kata lain, untuk menjadi seorang chef butuh keterampilan dan pengetahuan lebih mengenai dunia kuliner dan managementnya.
Sekolah Vs Skill
Banyak orang memiliki skill masak yang mumpuni. Bahkan mungkin sebagian orang jago meracik bumbu maupun memasak lebih enak daripada seorang chef hotel bintang lima. Lihat saja di sekeliling kita, rumah makan, depot, resto, apalagi yang tergolong ‘legendary’ resto, tukang masaknya mungkin bukan seorang professional chef. Tapi skill memasaknya apalagi rasa masakannya tidak diragukan lagi. Yang ngantri panjaaaanggg…
Baca juga : Ternyata Ini Fungsi Label Pada Kemasan Makanan
Kebanyakan koki di rumah makan atau legendary resto jago memasak karena otodidak. Berdasarkan trial error atau karena pengalaman. Awalnya mungkin belajar dari resep atau skill yang diajarkan turun temurun, dikembangkan, dimodifikasi, dan akhirnya menjadi mahir.
Untuk menjadi seorang koki profesional ( chef ), dibutuhkan sekolah khusus layaknya seorang dokter spesialis. Dan itu hanya bisa didapatkan dari culinary school atau lembaga pendidikan bersertifikasi.
Di culinary school diajarkan banyak hal. Basic cooking skills, food safety & sanitation, knife skills, food service, food business, food costs, adalah sebagian mata pelajaran yang harus dikuasai. Detailnya bisa dibaca disini atau disini.
Pengenalan type, fungsi, dan karakteristik alat masak juga diajarkan. Misalnya perbedaan fry pan dan wok, jenis spatula, peralatan mengolah, grinding, mixing, cara menggoreng yang baik, dan sebagainya. Termasuk time management, disiplin, dan kreativitas.
Berkarier Sebagai Chef
Di culinary school, ketrampilan chef diasah dan dikembangkan agar kelak bisa memiliki karier yang baik. Tidak hanya terbatas bekerja di resto atau hotel, tetapi bisa berkarier sebagai resto / cafe owner, resto / hotel manager, resto business consultant, food stylist, menu creator, food blogger, atau cooking instructors.
Dan jika memiliki bakat komunikasi yang baik serta berani tampil di publik, peluang untuk menjadi seorang celebrity chef pun terbuka lebar. Kekayaan dan ketenaran juga relatif mudah diperoleh.
Di sisi lain, beberapa chef menorehkan prestasi dari resto yang dikelolanya, contohnya resto dengan kelas Michelin Stars. Michelin Star adalah penghargaan tertinggi di bidang kuliner yang diberikan kepada restaurant yang telah diakui secara internasional kualitasnya. Di Indonesia sendiri ada beberapa restaurant yang sudah memperoleh Michelin Stars.
Baca juga : Tips Mengukus Ikan Agar Lembut Sempurna
Resto dengan Michelin Stars butuh reservasi, bahkan berbulan – bulan sebelumnya. Harga makanannya pun selangit. Contohnya, di resto Per Se – New York City biayanya USD 340 hanya untuk sekali makan atau di resto SubliMotion – Ibiza yang dipatok USD 1.761. Luar biasa, bukan ?
Bagi seorang chef, ini adalah salah satu kebanggaan atau prestasi tersendiri. Pengakuan internasional atas hasil karyanya. Tentu saja, butuh waktu, ketekunan, dan pengorbanan untuk mencapainya.
Hirarki Chef
Seperti halnya dalam suatu divisi perusahaan, terdapat juga hirarki atau struktur organisasi di dapur. Yang tertinggi biasanya disebut Executive Chef. Lalu diikuti oleh Head Chef, Sous Chef, dan Chef de Partie.
Chef de Partie disebut juga Station Chef atau Line Cook. Perannya sangat vital karena merupakan kepala untuk bagian / divisi tertentu. Dapur yang besar biasanya memiliki beberapa Line Cook yang membawahi masing – masing bagian misalnya saucier, fry chef, grill chef, roast chef, pantry chef, dan lain – lain.
Beberapa resto memiliki istilah yang berbeda, tetapi pada dasarnya tugas dan tanggung jawabnya sama.
Dunia kuliner sangat menarik. Banyak cerita yang tertuang dalam satu piring makanan. Ada rasa, aroma, kenangan, budaya, kebanggaan, dan perasaan. Oleh sebab itu, menjadi seorang chef professional bukan hanya sekedar hobby dan bisa masak, tetapi perlu integritas dan komitmen agar bisa menghasilkan karyanya yang terbaik. Setuju ?
“Kesehatan tidak ternilai harganya. Pastikan anda menggunakan peralatan masak / dapur yang baik dan berkualitas untuk keluarga tercinta”
Asta Homeware, Better Life Better Home
Leave a Reply