Ciri – Ciri Keju yang Sudah Rusak, Seperti Apa ?
Keju atau cheese banyak disukai orang. Rasa, tekstur, dan aromanya yang khas sering digunakan di banyak makanan. Roti, pizza, burger, steak, mie, bahkan hingga bakso pun bisa dicampur dengan keju.
Jenis keju bermacam – macam tergantung dari bahan dasar dan teknik produksinya. Ada jenis parmesan, mozzarella, cheddar, swiss, ricotta, gonda, stilton, dan sebagainya. Ada ribuan jenisnya.
Aroma, tekstur, rasa, kadaluarsa, dan kegunaan setiap jenis keju berbeda – beda. Ada yang rasanya mirip tetapi kegunaannya berbeda. Ada juga yang kegunaannya sama tapi aromanya berbeda.
Karena aroma dan rasanya yang khas, kadang susah untuk mengetahui apakah kondisinya masih bagus atau sudah rusak. Jadi bagaimana mengetahui ciri – ciri keju yang sudah rusak ? Yang sudah tidak layak makan ?
Berikut beberapa cara mengetahui ciri – ciri keju yang sudah rusak yang bisa dijadikan pedoman.
Aroma
Cium aromanya saat pertama kali membelinya. Ini akan membuat anda mengingat jika ada perubahan aroma pada keju tersebut nantinya. Dan karena terbuat dari susu, jika rusak akan otomatis berbau seperti susu busuk / basi.
Aroma keju sangat variatif dari yang lembut sampai yang tajam ( cenderung berbau ). Ada yang menyukai aroma yang tajam, ada yang lembut, dan ada yang ingin tidak berbau sama sekali. Ini semua tergantung selera masing – masing. Meskipun demikian, percayalah pada insting anda, jika dirasakan aromanya aneh dan tidak seperti biasanya, jangan dimakan.
Baca Juga : Beli Minyak Wijen, Mana yang Terbaik ?
Tampilan Keju
Begitu pula jika tampilannya berubah berjamur, berminyak, atau ada perubahan warna menjadi kehijauan atau kehitaman, sebaiknya jangan dikonsumsi lagi. Ini menandakan keju tersebut sudah rusak dan tidak layak untuk dimakan. Demikian juga, jika kemasannya kembung, rusak, atau berair, segera dibuang.
Sebagian orang menyarankan hanya memotong sebagian permukaannya yang berjamur saja karena bagian bawahnya masih aman untuk dimakan. Tetapi ini berlaku untuk cheese dengan tekstur padat saja. Itupun anda tetap perlu melihat seberapa banyak jamur yang sudah masuk ke bagian dalamnya. Jika anda ragu, sebaiknya dibuang saja.
Beberapa jenis blue cheese seperti Gorgonzola, Roquefort, dan Stilton, malah bisa tumbuh jamur di permukaannya. Dimana hal ini adalah proses normal cheese menjadi ‘matang’. Jamur yang tumbuh di permukaan jenis blue cheese ini aman untuk dikonsumsi. Warnanya kebiruan kadang kehijauan. Itulah mengapa jenis ini disebut blue cheese.
Lalu bagaimana mengetahui blue cheese telah rusak atau tidak ?
Jika tumbuh jamur atau adanya perubahan warna blue cheese menjadi merah muda, kehitaman / abu2, tekstur menjadi keras, atau berlendir, maka blue cheese tersebut telah rusak.
Rasa
Hal terakhir yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah keju sudah rusak atau tidak adalah dengan mencicipinya. Potong sebagian kecil dan rasakan di mulut, jangan ditelan. Jika terasa sangat asam, tidak enak, atau tidak seperti rasa keju pada umumnya, itu tandanya keju tersebut telah rusak.
Jadi, saat membeli, perhatikan tekstur dan warnanya dengan baik. Pada umumnya cheese berwarna putih, kuning, cream, atau orange. Jangan dibeli jika sudah mengeras atau ada perubahan warna. Perhatikan juga tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan atau tanyakan pada penjualnya.
Sebelum disimpan di kulkas, pastikan telah dibungkus dengan rapat untuk menghindari tumbuhnya jamur atau terkontaminasi aroma makanan lain dalam kulkas.
Tidak ada pedoman mengenai berapa lama keju bisa disimpan. Hal ini karena tergantung jenis, cara, teknik produksi, dan cara penyimpanannya. Oleh karena itu, selalu perhatikan tanggal kadaluarsanya sebelum dikonsumsi.
Demikian beberapa tips untuk mengetahui ciri – ciri keju masih layak atau tidak untuk dikonsumsi. Semoga bermanfaat.
“Kesehatan tidak ternilai harganya. Pastikan anda menggunakan peralatan masak / dapur yang baik dan berkualitas untuk keluarga tercinta”
Leave a Reply