Betulkah MSG Tidak Baik Bagi Tubuh ?
Sering disalahkan menjadi penyebab dari berbagai penyakit, MSG ( monosodium glutamate ) dibutuhkan tapi sekaligus ‘dihindari’. Mengapa demikian ?
Sering kita mendengar, “makanannya banyak micin, bikin haus”. Atau, “jangan terlalu banyak vetsin, ntar jadi bodoh”, dan sebagainya. Benarkah MSG atau micin ( vetsin ) tidak baik dan berbahaya bagi tubuh ?
Asal Usul
Micin, mecin, vetsin, flavour enhancer, seasoning, serbuk perasa, atau penyedap rasa, adalah sebutan yang sama untuk MSG ( monosodium glutamate ). Beberapa nama ilmiah lain untuk MSG bisa juga dibaca disini.
Seperti yang kita ketahui, penyedap rasa / vetsin sangat umum digunakan dalam memasak. Bentuknya kebanyakan berupa bubuk kristal berwarna putih, walaupun ada juga yang berbentuk cair atau padat.
Banyak rumah tangga, food stalls, catering, rumah makan, maupun restaurant menggunakannya. Tentu saja, tujuannya adalah untuk meningkatkan atau menguatkan cita rasa masakan.
Di Indonesia, ada beberapa merek micin yang terkenal seperti Ajinomoto, Miwon, dan Sasa. Bahan bakunya dari tebu, singkong, jagung, gandum, beras, dan sagu. Kemudian difermentasi hingga menjadi asam glutamat, dan selanjutnya dimurnikan menjadi bubuk kristal yang sering kita gunakan.
Monosodium glutamate ( MSG ) pertama kali ditemukan oleh ahli kimia dari University of Tokyo, professor Kikunae Ikeda, pada tahun 1970. Disebut umami, dan dikenal sebagai rasa original ( basic taste ) yang kelima selain pahit, asin, manis, dan asam.
Umami berasal dari bahasa Jepang yang mewakili rasa gurih pada makanan.
Kandungan MSG dan Batas Penggunaannya
Secara ringkas, micin adalah kombinasi dari sodium dan glutamat. Merupakan asam amino yang banyak terdapat di alam dan pada bahan makanan lainnya seperti tomat, keju, sosis, makanan beku, makanan kaleng, dan lain – lain.
Garam tidak sama dengan MSG. Garam adalah sodium chlorida yang berasa asin, sedangkan MSG adalah sodium glutamat berasa umami. Kandungan sodium pada garam lebih tinggi. Dan seperti yang diketahui, konsumsi sodium berlebih bisa meningkatkan resiko darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.
Sebagai salah satu bahan tambahan pangan, batas penggunaan micin juga diatur. BPOM misalnya, dalam peraturan BPOM nomor 23 tahun 2013 menyatakan bahwa batas konsumsi MSG yang aman adalah 10 mg per kilogram berat badan. Jadi misalnya berat badan 60 kg boleh mengkonsumsi sekitar 6 gram MSG. Setara kurang lebih 1 sendok teh.
Di Amerika, FDA ( semacam BPOM di Amerika ) tidak menegaskan berapa konsumsi maksimal MSG dalam makanan. Hanya saja, dijelaskan bahwa sehari – harinya manusia mengkonsumsi sekitar 13 gram glutamat yang diperoleh dari makanan yang dimakannya. Sedangkan MSG tambahan diperkirakan sekitar 0.55 gram setiap harinya.
Apakah MSG Berbahaya Bagi Tubuh ?
Dalam berbagai penelitan / riset yang dilakukan, hingga saat ini belum ditemukan fakta atau bukti bahwa MSG berbahaya bagi tubuh. Kasus yang terjadi seperti sakit kepala, kulit kemerahan, berkeringat, dan sebagainya, atau dikenal juga dengan sebutan Chinese Restaurant Syndrome, lebih dikaitkan dengan tingkat penerimaan tubuh seseorang terhadap micin.
Micin bisa menyebabkan alergi pada seseorang yang sensitif terhadapnya. Sama seperti ikan, udang, telur, ayam, atau makanan lainnya yang bisa menimbulkan reaksi berlebih / alergi saat dikonsumsi oleh orang tertentu.
FDA juga menegaskan bahwa MSG tergolong sebagai GRAS ( Generally Recognized As Safe ), artinya aman untuk dikonsumsi. Dari laporan yang masuk mengenai kecurigaan terkait gangguan kesehatan, FDA juga telah melakukan pengecekan dan riset independen dengan FASEB. Dan hasilnya, MSG tetap dinyatakan aman. Ahli gizi di Indonesia juga menyatakan hal serupa. Detailnya bisa dibaca disini dan disini.
Beberapa orang cenderung memilih menggunakan MSG daripada garam, untuk mengurangi kadar natrium ( sodium ) dalam makanan. Karena kandungan sodium dalam garam lebih tinggi.
Selain itu, dari riset ilmiah yang dilakukan oleh Prof Shigeru Yamamoto, ada bukti bahwa dengan menambahkan micin dan mengurangi konsumsi garam pada makanan lansia, bisa meningkatkan nafsu makannya.
Nafsu makan yang meningkat membuat produksi saliva ( air liur ) bertambah. Hal ini membantu proses mengunyah dan menelan pada lansia. Karena banyak makan makanan bergizi, kekebalan tubuh dan kesehatan lansia pun meningkat. Oleh sebab itu, peran MSG dalam hal ini dinilai sangat positif meningkatkan kualitas kesehatan pada lansia.
Kesimpulan
Hingga saat ini belum ditemukan bukti / fakta bahwa MSG berbahaya bagi tubuh. Sebagian orang yang mengkonsumsi micin dan mengalami gejala / efek samping dikategorikan sebagai reaksi alergi yang bisa berbeda satu dengan yang lain.
Kadar sodium micin juga lebih rendah dari garam, sehingga dianggap bisa membantu konsumsi sodium berlebih.
Jadi, dari informasi di atas, bisa disimpulkan bahwa MSG tidak berbahaya bagi tubuh. Baik dan aman untuk dikonsumsi dalam tahap yang wajar, tidak berlebihan. Bisa membantu meningkatkan cita rasa masakan, meningkatkan nafsu makan, sehingga bisa menjaga kualitas kesehatan.
Yang tidak kalah pentingnya, ingatlah selalu untuk memperhatikan peralatan masak / dapur anda agar selalu dalam kondisi baik dan aman digunakan. Peralatan masak yang digunakan saat memasak sama pentingnya dengan makanan yang dikonsumsi sehari – hari. Karena jika peralatan masak / dapur yang digunakan kondisinya rusak atau berbahaya bagi kesehatan ( non food grade ), tentu akan berdampak negatif bagi kesehatan anda.
“Kesehatan tidak ternilai harganya. Pastikan anda membeli atau menggunakan peralatan masak yang baik dan berkualitas untuk keluarga tercinta”
Asta Homeware, Better Life Better Home
Leave a Reply